Sosial
62x1. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kualitas Pendidikan yanag memadai diperlukan penduduk untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Tingginya permintaan jasa Pendidikan menuntut tersedianya penyelenggara Pendidikan yang makin bermutu. Untuk itu perlu didukung dengan penyediaan sarana fisik pendidikan maupun tenaga pengajar yang memadai. Tabel-tabel dibawah akan memberikan gambaran mengenai jumlah sekolah, kelas, guru dan lulusan pada tahun ajaran 2017 menurut jenjang pendidikan pra sekolah sampai menengah.
Secara nasional, Pendidikan diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun swasta. Di Kota Yogyakarta, pada tingkat pendidikan pra sekolah dan sekolah menengah sebagian besar diselenggarakan oleh pihak swasta. Sedangkan untuk tingkat pendidikan dasar lebih banyak diselenggarakan oleh pemerintah.
Nilai Angka Partisipasi Sekolah (APS), Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK) juga merupakan salah satu indikator tercapainya pembangunan dalam bidang pendidikan di suatu wilayah. Di antara ke empat nilai APS pada tabel APS tahun 2017 anak usia 19-24 tahun yang paling kecil hal ini menunjukkan bahwa masih banyak penduduk yang belum menempuh pendidikan setingkat perguruan tinggi. Namun untuk usia 7-12 tahun mencapai 99.22 persen, ini berarti bahwa penduduk yang berusia tersebut seluruhnya menempuh sekolah.
Angka Partisipasi Sekolah (APS) adalah perbandingan antara jumlah murid kelompok usia sekolah tertentu yang bersekolah pada berbagai jenjang pendidikan dengan penduduk kelompok usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. Makin tinggi APS berarti makin banyak usia sekolah yang bersekolah di suatu daerah.
Angka Partisipasi Murni (APM) adalah proporsi anak sekolah pada suatu kelompok tertentu yang bersekolah pada tingkat yang sesuai dengan kelompok umurnya. APM selalu lebih rendah dibanding APK karena pembilangnya lebih kecil sementara penyebutnya sama.
Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah proporsi anak sekolah pada suatu jenjang pendidikan tertentu dalam kelompok umur yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. Semakin tinggi APK berarti semakin banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan pada suatu wilayah.
Tabel Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Di Kota Yogyakarta, 2019*
Angka Partisipasi Sekolah | 7-12 | 13-15 | 16-18 | 19-24 |
Perempuan | 100,00 | 99,55 | 98,99 | 70,25 |
Laki - Laki | 99,80 | 99,43 | 97,72 | 69,07 |
Total | 99,22 | 98,65 | 92,82 | 63,21 |
2018 | 99,67 | 99,21 | 98,32 | 69,45 |
2017 | 99,22 | 98,65 | 92,82 | 63,21 |
2016 | 100,00 | 100,00 | 86,17 | 65,38 |
*Sumber: BPS Kota Yogyakarta, Kota Yogyakarta Dalam Angka 2020.
Tabel Angka Partisipasi Murni (APM)
Di Kota Yogyakarta, 2019*
Angka Partisipasi Murni | SD/MI | SMP/MTs | SMA/MA |
Laki - laki | 99,65 | 63,18 | 77,51 |
Perempuan | 100,00 | 82,30 | 67,23 |
Total | 99,80 | 73,9 | 72,19 |
*Sumber: BPS Kota Yogyakarta, Kota Yogyakarta Dalam Angka 2020.
Tabel Angka Partisipasi Kasar (APK)
Di Kota Yogyakarta, 2019*
Angka Partisipasi Murni | SD/MI | SMP/MTs | SMA/MA |
Laki - Laki | 106,55 | 67,89 | 115,36 |
Perempuan | 106,08 | 85,71 | 91,84 |
Total | 106,34 | 77,88 | 103,19 |
*Sumber: BPS Kota Yogyakarta, Kota Yogyakarta Dalam Angka 2020.
Tabel Sekolah SD, SMP, SMA dan SMKDi Kota Yogyakarta, 2019*
Kecamatan | SD | SMP | SMA | SMK | Universitas |
Mantrijeron | 3 | 3 | 3 | 2 | 3 |
Keraton | 3 | 1 | 0 | 0 | 1 |
Mergangsa | 1 | 1 | 2 | 1 | 2 |
Umbulharjo | 13 | 5 | 6 | 5 | 7 |
Kotagede | 6 | 6 | 2 | 0 | 2 |
Gondokusumo | 4 | 1 | 3 | 3 | 4 |
Danurejan | 5 | 2 | 0 | 1 | 1 |
Pakualaman | 0 | 0 | 0 | 0 | 1 |
Gondomanan | 0 | 1 | 2 | 1 | 0 |
Ngampilan | 0 | 2 | 2 | 0 | 1 |
Wirobrajan | 1 | 1 | 2 | 1 | 0 |
Gedongtengen | 1 | 0 | 1 | 1 | 1 |
Jetis | 0 | 0 | 3 | 2 | 2 |
TegalRejo | 1 | 2 | 3 | 1 | 2 |
Jumlah | 44 | 33 | 29 | 18 | 27 |
*Sumber: BPS Kota Yogyakarta, Kota Yogyakarta Dalam Angka 2020.
2. Kesehatan
Untuk meningkatkan kualitas kesehatan penduduk, pemerintah berupaya menyediakan sarana dan prasarana kesehatan disertai tenaga kesehatan yang memadai baik kualitas maupun kuantitas. Upaya ini diarahkan agar tempat pelayanan kesehatan mudah dikunjungi dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat.
Ketersediaan sarana kesehatan dan tenaga kesehatan sangat penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pada tahun 2017 di Kota Yogyakarta terdapat 21 rumah sakit umum, 18 puskesmas dan 8 puskesmas pembantu serta 130 apotek dan 29 toko obat.
Kasus penyakit yang paling banyak diderita di Kota Yogyakarta tahun 2017 adalah penyakit saluran pernafasan akut yaitu sebanyak 40.042 kasus. Kemudian penyakit pilek sebanyak 30.821 kasus menempati urutan kedua. Untuk penyakit HIV/AIDS sebanyak 161 kasus naik dari tahun 2016 dan demam berdarah sebanyak 414 kasus turun dari tahun 2016.
Untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk, pemerintah mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) dengan memberikan sarana pelayanan dan prasarana yang memadai. Hal ini memperoleh respon baik dari masyarakat yang tercermin dengan tingginya pencapaian peserta aktif, dimana tahun 2017 tercatat mencapai 29.579 peserta KB aktif yaitu 70,18 persen dari jumlah pasangan usia subur di Kota Yogyakarta. Sebesar 33,19 persen dari peserta aktif memilih IUD, 28,92 persen menggunakan suntikan serta 17,69 persen memakai kondom dan selebihnya 20,20 persen menggunakan alat kontrasepsi lainnya.
3. Agama
Penduduk Kota Yogyakarta mayoritas memeluk agama Islam. Jumlah pemeluk agama Islam pada tahun 2017 sebanyak 82,92 persen dari total penduduk Kota Yogyakarta. Pemeluk agama yang lain adalah 10,23 persen Katholik, 6,40 persen Kristen, 0,13 persen Hindu, 0,31 persen Budha dan 0,01 lainnya.
Sejalan dengan komposisi diatas, jumlah tempat peribadatan yang tersebar di Kota Yogyakarta juga didominasi oleh tempat ibadah umat Islam berupa masjid, mushola dan langar yang tercatat sebanyak 94,43%. Kemudian rumah ibadah Kristen dan Katholik masing-masing 4,01 persen dan 0,68 persen serta tempat ibadat Umat Hindu dan Budha masing-masing 0,10 persen dan 0,59 persen.
4. Peradilan dan Kriminalitas
Tingkat Kriminalitas dapat menggambarkan terjadinya ketimpangan social di masyarakat, sekaligus merupakan fenomena social yang memerlukan penanganan serius. Pada tahun 2017 perkara pelanggaran yang masuk ke Pengadilan Negeri Yogyakarta sebanyak 29.739 perkara meningkat dari tahun 2016. Seluruhnya perkara yang masuk mendapat putusan terima pidana, tidak ada satupun yang bebas, banding dan grasi. Jumlah perkara yang masuk di Kejaksaan Negeri Yogyakarta menurun dari 363 pada tahun 2016 menjadi 407 pada tahun 2017. Penghuni Rumah Tahanan menurun 11,90 persen menjadi 370 pada tahun 2017.
5. Sosial Lainnya
Dinas Sosial Kota Yogyakarta pada tahun 2017 mencatat bahwa jumlah anak yatim piatu yang diasuh dalam panti sebanyak 498 anak. Jumlah penyandang disabilitas pada tahun 2017 tercatat 1930 orang. Pada tahun 2017 orang terlantar berjumlah 130 orang naik dari tahun 2016 sedangkan jumlah abak jalanan turun menjadi 19 anak.