1. Pendidikan

      Pendidikan merupakan salah satu sarana  untuk  meningkatkan  kualitas sumber daya manusia. Kualitas Pendidikan yanag memadai diperlukan penduduk untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Tingginya permintaan jasa Pendidikan menuntut tersedianya penyelenggara Pendidikan yang makin bermutu. Untuk itu perlu didukung  dengan  penyediaan  sarana fisik  pendidikan  maupun  tenaga pengajar  yang memadai.  Tabel-tabel dibawah akan memberikan  gambaran mengenai  jumlah  sekolah,  kelas, guru dan  lulusan  pada  tahun  ajaran 2017  menurut  jenjang pendidikan  pra  sekolah  sampai menengah.

     Secara nasional, Pendidikan diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun swasta. Di Kota Yogyakarta, pada  tingkat  pendidikan  pra sekolah  dan  sekolah  menengah sebagian  besar  diselenggarakan  oleh pihak swasta. Sedangkan untuk tingkat pendidikan  dasar  lebih  banyak diselenggarakan oleh pemerintah.

     Nilai  Angka  Partisipasi  Sekolah (APS), Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK)  juga  merupakan  salah  satu indikator  tercapainya  pembangunan dalam  bidang  pendidikan  di  suatu wilayah.  Di  antara  ke  empat  nilai  APS pada tabel  APS tahun 2017 anak usia  19-24  tahun  yang  paling  kecil  hal ini  menunjukkan  bahwa  masih  banyak penduduk  yang  belum  menempuh pendidikan setingkat perguruan tinggi. Namun  untuk  usia  7-12  tahun mencapai  99.22  persen,  ini  berarti bahwa  penduduk  yang  berusia tersebut  seluruhnya  menempuh sekolah.

 

Angka  Partisipasi  Sekolah  (APS) adalah  perbandingan  antara jumlah  murid  kelompok  usia sekolah  tertentu  yang  bersekolah pada berbagai jenjang pendidikan dengan  penduduk  kelompok  usia sekolah  yang  sesuai  dan dinyatakan  dalam  persentase. Makin  tinggi  APS  berarti  makin banyak  usia  sekolah  yang bersekolah di suatu daerah.

 

Angka  Partisipasi  Murni  (APM) adalah  proporsi  anak  sekolah pada  suatu  kelompok  tertentu yang  bersekolah  pada  tingkat yang  sesuai  dengan  kelompok umurnya.  APM  selalu  lebih rendah  dibanding  APK  karena pembilangnya  lebih  kecil sementara penyebutnya sama.

 

Angka  Partisipasi  Kasar  (APK) adalah  proporsi  anak  sekolah pada  suatu  jenjang  pendidikan tertentu  dalam  kelompok  umur yang  sesuai  dengan  jenjang pendidikan  tersebut.  Semakin tinggi APK berarti semakin banyak anak  usia  sekolah  yang bersekolah  di  suatu  jenjang pendidikan pada suatu wilayah.

Tabel Angka Partisipasi Sekolah (APS)

Di Kota Yogyakarta, 2019*

Angka Partisipasi Sekolah 7-12 13-15 16-18 19-24
Perempuan 100,00 99,55 98,99 70,25
Laki - Laki 99,80 99,43 97,72 69,07
Total 99,22 98,65 92,82 63,21
2018 99,67 99,21 98,32 69,45
2017 99,22 98,65 92,82 63,21
2016 100,00 100,00 86,17 65,38

*Sumber: BPS Kota Yogyakarta, Kota Yogyakarta Dalam Angka 2020.

 

Tabel Angka Partisipasi Murni (APM)

Di Kota Yogyakarta, 2019*

Angka Partisipasi Murni SD/MI SMP/MTs SMA/MA
Laki - laki 99,65 63,18 77,51
Perempuan 100,00 82,30 67,23
Total 99,80 73,9 72,19

*Sumber: BPS Kota Yogyakarta, Kota Yogyakarta Dalam Angka 2020.

 

Tabel Angka Partisipasi Kasar (APK)

Di Kota Yogyakarta, 2019*    

Angka Partisipasi Murni SD/MI SMP/MTs SMA/MA
Laki - Laki 106,55 67,89 115,36
Perempuan 106,08 85,71 91,84
Total 106,34 77,88 103,19

*Sumber: BPS Kota Yogyakarta, Kota Yogyakarta Dalam Angka 2020.

 

 

Tabel Sekolah SD, SMP, SMA dan SMKDi Kota Yogyakarta, 2019*

Kecamatan SD SMP SMA SMK Universitas
Mantrijeron 3 3 3 2 3
Keraton 3 1 0 0 1
Mergangsa 1 1 2 1 2
Umbulharjo 13 5 6 5 7
Kotagede 6 6 2 0 2
Gondokusumo 4 1 3 3 4
Danurejan 5 2 0 1 1
Pakualaman 0 0 0 0 1
Gondomanan 0 1 2 1 0
Ngampilan 0 2 2 0 1
Wirobrajan 1 1 2 1 0
Gedongtengen 1 0 1 1 1
Jetis 0 0 3 2 2
TegalRejo 1 2 3 1 2
Jumlah 44 33 29 18 27

*Sumber: BPS Kota Yogyakarta, Kota Yogyakarta Dalam Angka 2020.

 

2. Kesehatan

     Untuk meningkatkan kualitas kesehatan penduduk, pemerintah berupaya menyediakan sarana dan prasarana kesehatan disertai tenaga kesehatan yang memadai baik kualitas maupun kuantitas. Upaya ini diarahkan agar tempat pelayanan kesehatan mudah dikunjungi dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat.

     Ketersediaan  sarana  kesehatan dan  tenaga  kesehatan  sangat  penting untuk  meningkatkan  kualitas pelayanan  kesehatan  kepada masyarakat.  Pada  tahun  2017 di  Kota Yogyakarta  terdapat  21  rumah  sakit umum,  18  puskesmas  dan  8 puskesmas  pembantu  serta  130 apotek dan 29 toko obat.

     Kasus  penyakit  yang  paling banyak  diderita  di  Kota  Yogyakarta tahun  2017  adalah  penyakit  saluran pernafasan akut  yaitu  sebanyak  40.042 kasus.  Kemudian  penyakit  pilek sebanyak  30.821  kasus  menempati urutan kedua. Untuk penyakit  HIV/AIDS  sebanyak  161  kasus naik dari tahun 2016 dan demam berdarah sebanyak 414 kasus turun dari tahun 2016.

     Untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk, pemerintah mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) dengan memberikan sarana pelayanan dan prasarana yang memadai. Hal ini memperoleh respon baik dari masyarakat yang tercermin dengan tingginya pencapaian peserta aktif, dimana tahun 2017 tercatat mencapai 29.579 peserta KB aktif yaitu 70,18 persen dari jumlah pasangan usia subur di Kota Yogyakarta. Sebesar 33,19 persen dari peserta aktif memilih IUD, 28,92 persen menggunakan suntikan serta 17,69 persen memakai kondom dan selebihnya 20,20 persen menggunakan alat kontrasepsi lainnya.

 

3. Agama

     Penduduk  Kota  Yogyakarta mayoritas  memeluk  agama  Islam. Jumlah  pemeluk  agama  Islam  pada tahun  2017  sebanyak  82,92  persen dari  total  penduduk  Kota  Yogyakarta. Pemeluk agama yang lain adalah 10,23 persen  Katholik, 6,40  persen  Kristen, 0,13  persen  Hindu,  0,31  persen  Budha dan 0,01 lainnya.

     Sejalan dengan komposisi diatas, jumlah tempat peribadatan yang tersebar di Kota Yogyakarta juga didominasi oleh tempat ibadah umat Islam berupa masjid, mushola dan langar yang tercatat sebanyak 94,43%. Kemudian rumah ibadah Kristen dan Katholik masing-masing 4,01 persen dan 0,68 persen serta tempat ibadat Umat Hindu dan Budha masing-masing 0,10 persen dan 0,59 persen.

 

4. Peradilan dan Kriminalitas

     Tingkat Kriminalitas dapat menggambarkan terjadinya ketimpangan social di masyarakat, sekaligus merupakan fenomena social yang memerlukan penanganan serius. Pada tahun 2017 perkara pelanggaran yang masuk ke Pengadilan Negeri Yogyakarta sebanyak 29.739 perkara meningkat dari tahun 2016. Seluruhnya perkara yang masuk mendapat putusan terima pidana, tidak ada satupun yang bebas, banding dan grasi. Jumlah perkara yang masuk di Kejaksaan Negeri Yogyakarta menurun dari 363 pada tahun 2016 menjadi 407 pada tahun 2017. Penghuni Rumah Tahanan menurun 11,90 persen menjadi 370 pada tahun 2017.

 

5. Sosial Lainnya

     Dinas Sosial Kota Yogyakarta pada tahun 2017 mencatat bahwa jumlah anak yatim piatu yang diasuh dalam panti sebanyak 498 anak. Jumlah penyandang disabilitas pada tahun 2017 tercatat 1930 orang. Pada tahun 2017 orang terlantar berjumlah 130 orang naik dari tahun 2016 sedangkan jumlah abak jalanan turun menjadi 19 anak.